Senin, 12 November 2012

Membangun Standar Manajemen Berbasis Nilai-Nilai Islam

(Menyambut Konferensi Internasional MPI - IACIEM 2012, kerjasama antara Sekolah Pascasarjana UIN Maliki Malang dan International Islamic University of Malaysia) ww.instego.com
Sejarah menunjukkan bahwa sebenarnya kegiatan manajemen secara tidak langsung telah ada ribuan tahun lalu paling tidak dibuktikan dengan berdirinya piramida di Mesir, tembok besar di Cina, dan sejumlah bangunan spektakuler lain yang didirikan ribuan tahun lalu. Hasil karya tersebut tentunya tidak mungkin terwujud tanpa kegiatan terkait pengejawantahan fungsi-fungsi dan tahapan dalam manajemen, seperti: perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan pengawasan.
Kita kemudian juga mengetahui perkembangan dan dinamika konsep/teori manajemen belakangan ini yang memunculkan berbagai tawaran menarik dalam bentuk konsep, teori dan program yang memudahkan tercapainya tujuan organisasi. Keberhasilan ilmu terapan ini telah nyata dan terbukti terjadi di dunia bisnis dan industri. Lalu, kesuksesan tersebut mampu menarik perhatian bidang lain untuk diadaptasi lantas mengadopsinya.
read more

Disisi lain karakteristik dunia bisnis yang expansif memungkinkan untuk mengglobalkan konsep manajemen tersebut secara lintas sektoral. Alhasil konsep manajemen menjadi begitu fenomenal sehingga dunia pendidikan pun tidak terlepas dari pengaruh dinamika manajemen di dunia industri dan bisnis. Disadari bahwa fenomena adopsi ilmu, konsep atau teori manajemen dari ranah bisnis dan industri ke dunia pendidkan memang cukup marak. Salah satu konsep yang diadaptasi dari bisnis industri dan kemudian diadopsi adalah membangun standar manajemen di dunia pendidikan. Sehingga institusi pendidikan (termasuk lembaga pendidikan Islam) banyak yang menggunakan sistem standarisasi ala manajemen bisnis industri. Padahal tentu saja kedua dunia itu (bisnis dan pendidikan) berbeda secara filosofi dan tujuan akhirnya. Sehingga semestinya perlu adanya pembahasan terkait standar manajemen yang berbasis nilai-nilai Islam.
Manusia memiliki ‘kebebasan’ tatkala mencari suatu kebenaran. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan bersandar pada pengetahuan empirik dan logika (akal sehat), sementara itu berdasar ajaran Islam makna al ilm selain mengandung pengetahuan empirik, akal sehat dan logika juga mesti ditempatkan dibawah bimbingan atau petunjuk al Qur’an dan Hadist. Penggunaan prinsip-prinsip dalam ilmu pengetahuan akan melahirkan sejumlah dispilin ilmu baik yang berkategori  ilmu murni maupun terapan. Salah satu diantara produk ilmu pengetahuan yakni disiplin ilmu manajemen yang bersifat terapan dan kini berbagai konsep, teori dan program yang dihasilkan dari ilmu manajemen bisa diaplikasikan pada dunia pendidikan baik institusi pendidikan umum maupun institusi pendidikan keagamaan (Islam).
Etika berperilaku (termasuk saat bekerja dan menuntut ilmu) dalam Islam didasarkan pada konsep-konsep ilmu pengetahuan dan rasionalitas (logika akal sehat) disamping perlunya niat ikhlas semata-mata untuk memperoleh ridho Allah. Ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia ini merupakan pengejawantahan dari hasil kerja intelektual manusia, bersifat universal tetapi kemudian dapat memiliki arti (meaning) yang berbeda diantara pelaku dan pengguna produk ilmu, hal ini disebabkan worldview (pandangan alam) mereka satu sama lain memang tidak sama. Muslim  seyogyanya perlu untuk mengkonfirmasikan setiap ilmu dalam worldview Islam.
Islam sangat mendukung dan menganjurkan munculnya berbagai ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan umat manusia bagi kemasalahatan hidup di dunia ini yang diungkap cukup banyak dalam al Qur’an baik berupa ayat-ayat kauniyah maupun kauliyah. Al Qur’an membenarkan adanya ayat-ayat kauliyah yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Keduanya (ayat-ayat kauniyah dan kauliyah) tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya sebagaimana konsep tauhid dalam Islam merupakan satu kesatuan dari pemahaman terhadap nilai-nilai kekuasaan Allah yang Esa dan hasil-hasil ciptaannya berupa ayat-ayat kauliyah.
Kita harus akui bahwa manajemen pendidikan sebagai bidang studi dan profesi tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen di dunia industri dan bisnis karena memang dari situ berawal pengembangan ilmu manajemen dimana model-model yang biasa diterapkan di dunia industri dan bisnis di alih-fungsikan ke ranah pendidikan. Pada abad ke-21 teori utama manajemen telah diadaptasi dari konsep industri lalu dikembangkan kedalam konteks pendidikan meskipun tentunya terdapat penyesuaian sese=uai kebutuhan spesifik dipersekolahan atau lembaga pendidikan lainnya.  
Model industri dan bisnis selalu sejalan dengan kebutuhan pelanggan dan keinginan sebagai target bisnis. Oleh karena itu, membangun standar menjadi hal penting dalam bidang industri bagi kemajuan organisasi perusahaan. Setiap aktivitas dalam organisasi harus sesuai dengan standar yang ditentukan manajemen untuk mencapai target yang ditetapkan. Standar-standar manajemen praktis yang digunakan dunia industri dan bisnis tersebut lalu dimanfaatkan oleh sektor lain seperti  pendidikan tidak terkecuali pendidikan Islam. Manajemen pendidikan lalu berkembang menjadi bidang baru dalam dunia pendidikan.
Saat ini, sebagian besar teori manajemen yang bersifat global berasal dari berbagai belahan dunia modern. Hal ini menimbulkan perhatian penting: Apakah bijaksana untuk menganggap bahwa teori ini bersifat universal dalam arti dapat diterapkan pada semua konteks persoalan? Kita menyadari sekarang ini standar manajemen di lembaga pendidikan (Islam) meniru  begitu saja standar yang sebenarnya diperuntukkan untuk lingkungan komersial (profit oriented) tanpa ada upaya serius dan sistematis terstruktur untuk menggalinya dalam perspektif Islam. Bahkan sesungguhnya, Al Qur’an, Hadist dan ‘Sirah Nabawiyah’, serta catatan sejarah dari peradaban Islam merupakan nilai-nilai yang dapat digunakan untuk membuat dan atau mengembangkan standar manajemen Islam. Nilai-nilai Islam sejatinya mampu menawarkan tata pandang alternatif bagi masyarkat dunia di semua aspek kehidupan karena Islam merupakan suatu sistem nilai. Islam adalah “rahmatan lil ‘alamin”, dalam arti bahwa jika kita mampu mengekstrak nilai-nilai Islam, maka manusia akan mendapatkan banyak manfaat. Oleh karena itu, standar manajemen tentu dapat dibangun berdasarkan nilai-nilai Islam.
Untuk membahas lebih jauh manajemen standar dalam perspektif Islam, UIN Maliki Malang dan Institute of Education International Islamic University Malaysia (INSTEAD-IIUM) akan  mengadakan konferensi internasional bertema “Enhancing Educational Management from Islamic Perspective: Series 1 (Building Islamic Management Standard)” di Sekolah Pascasarjana UIN Maliki Malang pada 1-2 Desember, 2012 yang akan datang. Para ilmuan, akademisi, praktisi dari dunia bisnis, industri dan pendidikan akan tampil menguraikan latar belakang dan filosofi diperlukannya standar manajemen. Sementara cendekiawan Islam pemerhati dan penggiat pendidikan Islam melalui ajang ilmiah ini berupaya memformulasikan konsep standar manajemen dari sudut pandang Islam.  
Konferensi ini akan membahas Islam sebagai core values yang bisa diintegrasikan ke dalam manajemen pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan.Dalam Islam sisi kualitas (mutu) lebih penting ketimbang kuantitas (jumlah). Ini bukan berarti kuantitas tidak perlu. Kuantitas diharapkan setelah segala sesuatunya telah melalui uji mutu yang dianggap memenuhi kriteria/standar yang ditentukan. Keduanya (mutu dan jumlah) jadi suatu kesimbangan sebagaimana Allah selalu menciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan. Keseimbangan dari kedua hal tersebut sebagaimana di ingatkan  Allah melalui surat Ar-Rahman ayat 9…tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
Berangkat dari pemahaman diatas maka serial pertama konferensi yang mengangkat pentingnya membangun standar manajemen Islam agar terbentuk standar manajemen berbasis pada nilai-nilai utama ajaran Islam sangat diperlukan dalam konteks kondisi pendidikan Islam di Indonesia saat ini. Pendidikan Islam di negeri ini masih memerlukan cetak biru konsep standar manajemen Islam yang dapat ditanamsuburkan dalam aktivitas / proses belajar mengajar di lembaga pendidikan.
Aries Musnandar, Sekretaris Konferensi Internasional (IACIEM 2012), Sekolah Pascasarjana UIN Maliki Malang 
sumberhttp://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3475:membangun-standar-manajemen-berbasis-nilai-nilai-islam&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210&fontstyle=f-larger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar