Minggu, 19 Januari 2014

FLOOD

Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini telah terjadi banyak bencana atau musibah yang menimpa negerti yang tercinta ini, yaitu banjir. Banjir ini dapat dikatakan sebuah peringatan dan teguran dari yang maha kuasa apabila kita melihat hal itu dari sisi agama. Karean kurang pekanya kita terhadap lingkungan yang kurang menjaga sebuah kepentingan dari arti keberadaan lingkungan yang bersih.

 Banjir sering terjadi di ibukota yang sepertinya sudah tidak asing lagi bahkan menjadi suatu agenda rutinitas tahunan yaitu kota Jakarta. Namun banjir yang besarpun melanda kota manado yang memakan korban dan merugikan masyarakat dari kerusakan rumah bakan perkebunan mereka yang mungkin ditaksir milyaran rupiah .
read more
            Sebelum itu kita harus mengenal terlebih dahulu apa definisi banjir itu sendiri.  Banjir adalah meluapnya air dari saluran air dan menggenangi kawasana sekitarnya.  90% dari kejadian bencana alam berhubungan dengan banjir.  Ada dua jenis banjir, yaitu banjir bandang (kiriman) dan banjir pasang surut.
Beberapa penyebab terjadinya Banjir
1.      Hujan : dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama berhari-hari
2.      Erosi Tanah : Menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir deras di atas permukaan tanah tanpa terjasi resapan
3.      Buruknya penanganan sampah : yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya.
4.      Pembangunan tempat pemukiman : dimana tanah kososng diubah menjadi jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya resap air hujan.  Pembangunan tempat pemukiman bisa menyebabkan meningkatnya resiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya serap air tinggi.  Masalah ini sering terjadi di kota-kota besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik.  Peraturan pembauatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi pelaksanaannya.
5.      Bendungan dan saluran air yang rusak: walaupun tidak sering terjadi namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat musim hujanderas yang panjang.
6.      Keadaan tanah dan Tanaman : tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar.  Tanah yang tertutup semen, paving, atau aspal sama sekali tidak menyerap air.  Pembabatan hutan juga dapat merupakan penyebab banjir.
7.      Di daerah bebatua : daya serap air sangat kurang sehingga bisa menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang.

Dampak banjir adalah tersebarnya berbagai penyakit disebabkan oleh penggunaan air yang digunakan masyarakat, baik air minum maupun air sumur yang telah tercemar oleh air banjir. Air banjir membawa banyak bakteri, virus, parasit dan bibit penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia yang berbahaya.  Umumnya penyakit yang sering terjadi adalah diare dan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk/serangga, seperti demam berdarah, malaria, dll.

Tanda datangnya banjir di kawasan rawan banjir.
Bila tinggal di kawasan banjir maka tanyakan kepada pihak berwenang apakah sudah dibuat peta rawan banjir yang menggambarkan kawasan sangat rawan banjir dan kawasan yang aman, kalau belum bentuklah kelompok komunitas sadar banjir.
Tugas pertama kelompok ini adalah membuat peta kawasan rawan banjir dan kawasan yang selalu tergenang berdasarkan data banjir yang pernah terjadi.
Bila peta rawan banjir sudah ada, lengkapilah dengan rute jalan evakuasi dan lokasi  tempat pengungsian sementara yang aman.
Bila peta rawan banjir yang dibuat terdapat bangunan-bangunan penting seperti rumah sakit, kantor polisi, sekolah, tangki penyimpanan minyak, maka disarnkan diupayakan untuk dipindahkan ke lokasi yang aman dari bahaya banjir.  Kalau tempat-tempat vital yang terkena banjir terlebih dahulu maka harapan untuk selamat sangat kecil.
Siapkan karung-karung pasir untuk menahan dan membendung air supaya tidak masuk ke dalam rumah.
Khusus bagi masyarakat yang hidup di bawah lereng gunung harus lebih waspada karena bisa terjadi banjir bandang yaitu banjir lumpur bercampur batu, tanah dan batang pohon.  Untuk itu ada yang harus diperhatikan dan diwaspadai hal-hal sebagai berikut :
·         Dengarkan suara-suara yang tidak biasa kita dengar, karena suara itu bisa berasal dari bergeraknya massa yang longsor, misalnya suara gemuruh akibat massa tanah, batu longsor, gemeretak akibat tumbangnya pohon – pohon dan atu suara berdebum akibat jatuhnya bongkah batu besar yang jatuh saling bertumbukan satu sama lain.

·         Amati di luar rumah bila ada aliran lumpur dan atau aliran lumpur campur batu (debris) agak tebal mungkin akan diikuti longsor atau banjir bandang.
Jika dekat dengan alur sungai lihat dan amati serta waspada dan bersiap-siap untuk evakuasi secepatnya bila terjadi perubahan mendadak, seperti :

·         Ada penambahan /pengurangan debit aliran air dengan cepat.

·         Ada perubahan air dari jernih menjadi sangat keruh, misalnya pada hari biasa saat hujan air berwarna coklat cerah, saat akan banjir berwarna coklat gelap.

·          Tidak ada air di sungai padahal hujan deras, hal ini menunjukkan adanya aktivitas longsor di bagian puncak yang membendung aliran sungai
Buat pertemuan rutin kelompok komunitas sadar banjir bersamaan dengan pertemuan RT, dengan tujuan :
·         Memberi penerangan masalah banjir, menyiapkan peralatan minimal yang harus ada di setiap keluarga seperti pacul, skop, sepatu boot, nomor telepon penting, dll

·         Menyiapkan dan memasukkan dalam koper barang bawaan minimal yang siap di bawa mengungsi, cara-cara evakuasi, latihan evakuasi (termasuk untuk lansia dan orang sakit), memberi tahu nomor telepon penting untuk keadaan gawat darurat banjir, dan informasi lain yang penting.
Kembangkan sistem peringatan dini berdasarkan kemampuan daerah yang dimiliki misalnya kentongan, radio panggil, interkom, dll.
Gunakan sarana pengeras suara di masjid, atau tempat ibadah lainnya untuk memberi peringatana bahaya banjir.  Mengingat banjir sering memisahkan anggota keluarga maka khusus untuk keluarga :
·         Rencanakan dan latihanlah menentukan tempat/lokasi 
pertemuan bila saling terpisah.

·         Buat kontak keluarga alternatif diantara kelompok komunitas. 
Catat dan yakinkan seluruh anggota keluarga mengetahui nama,
alamat, telpon dari keluarga alternatif tersebut.

·          Ajari dan pastikan setiap anggota keluarga bagaimana dan
 kapan mematikan kompor gas, listrik, dan air.

·         Ajari dan pastikan setiap anggota keluarga dapat menelepon
polisi, Pemadam kebakaran (PMK) dan mencari siaran radio
yang selalu menyiarkan berita banjir.


Sumber :  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar